expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Senin, 21 Januari 2013

ALIRAN-ALIRAN ETIKA LINGKUNGAN


1. Etika Ekologi Dangkal, disebut juga etika antroposentris. Adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia. Etika ini lebih mementingkan kesejahteraan generasi penerus manusia. Etika ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. 2. Etika Ekologi Dalam Adalah pendekatan terhadap lingkungan yang
melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika ekologi ini memiliki prinsip bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. 

 Pengembangan Etika Ekologi Dalam

 
Etika ekologi berkembang menjadi 3, yaitu:

1.Etika Lingkungan Zoosentrisme, disebut juga etika pembebasan binatang.

Yaitu etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang.

Menurutnya, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan dan harus dicegah dari penderitaan serta mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas kasih.

2.Etika Lingkungan Biosentrisme

Yaitu etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar moral.

Menurutnya, bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai secara moral, tetapi juga tumbuhan.
3. Etika Lingkungan Ekosentrisme

  Yaitu etika yang menekankan keterkaitan seluruh organisme dan anorganisme dalam ekosistem.

Etika ini menekankan bahwa setiap individu dalam ekosistem diyakini terkait satu sama lain secara mutual. Oleh karena itu kepentingan individu dengan kepentingan keseluruhan dalam ekosistem harus seimbang.

Penerapan Etika Lingkungan

1.Desain Interior, seperti

*Pemanfaatan sinar matahari untuk penyinaran dengan skylight

*Ventilasi yang baik dan alami

*Penggunaan tumbuh-tumbuhan untuk memperbaiki kualitas udara 


Salah satu contoh skema Ecohouse


2. Karya Desain

  Menggunakan produk tumbuhan untuk menggantikan bahan yang persediannya mulai menipis (seperti kayu yang semakin terbatas)

  Contohnya: daun, akar-akaran, biji-bijian, seagrass (pandan laut), serat pisang, serat nanas dan serat eceng gondok.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Followers

Recent Comments